PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
“PERKEMBANGAN
MORAL”
Disusun oleh :
Aflahatud Da’imah
Darul Hikmah
Misatul Laili
Nurisma Isnaini
Putri Wulandari
UNIVERSITAS
PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
TAHUN
2013-2014
Perkembangan Moral
Pengertian dan
Manfaat
Moral berasal dari bahasa latin
“mores” yang berarti tatacara, kebiasaan, dan adat. Perilaku sikap moral
berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok social yang
dikendalikan oleh konsep moral. Yang dimaksud dengan konsep moral ialah
peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
Disamping perilaku moral, juga ada perilaku tak bermoral yaitu perilaku yang
tidak sesuai dengan harapan social karena sikap tidak setuju dengan standar
social yang berlaku atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri.
Anak yang bersikap positif atau
menerima nilai-nilai moral, diekspresikan dalam berperilaku yang bersimpati
dalam berinteraksi dengan nilai dan orang disekitarnya, seperti mau menerima,
mendukung, peduli, dan berpartisiasi dalam kegiatan kelompok.
Pola
perkembangan moral
Dalam
mempelajari perkembangan moral sikap moral peserta didik usia sekolah
(sonolungan, 1997) menemukan 3 tahap perkembangan moral sesuai dengan kajiannya
pada aturan dalam peraturan anak
1. Fase absolute
2. Fase realistis
3. Fase subjektif
dalam teori perkembangan moralnya,
mengemukakan 3 tingkat dengan enam
tahap perkembangan moral
1.
Tingkat
1, prakonvensional, pada tingkat ini aturan berisi ukuran moral yang dibuat
berdasarkan otoritas.
2.
Tingkat
II: Konvensional, pada tingkat ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama
agar diterima dalam kelompoknya.
3.
Tingkat
III: Pasca Konvensional, pada tingkat ini anak mematuhi aturan untuk
menghindari hukuman kata hatinya.
Teori
perkembangan moral
Sikap
dan perilaku moral adalah dari hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh
dari kebudayaan yang berhubungan dengan nilai kebudayaan dan juga aktivitas
sepontan yang dipelajari dan berkembang melalui interaksi social anak dengan
lingkungannya.
Perkembangan
moral yang terkait aturan yang universal adalah “disiplin” adalah sikap dan
perilaku yang baik. Disiplin dapat diajarkan pada anak secara otoriter melalui
pengadilan perilaku (hokum) dan secara demokrasi melalui pengadilan perilaku
(hokum) dan secara demokrasi melalui penjelasan diskusi mengenai aturan-aturan
yang berlaku.
Unsur disiplin:
·
Peraturan
yang ditetapkan di masyarakat tentang perilaku yang baik dan buruk.
·
Hokum
mengajarkan anak pada nilai norma yang berlaku di masyarakat
·
Penghargaan
mendidik anak untuk mengulangi perilaku baik
·
Konsistensi
atau keajengan dalam melaksanakan aturan dan disiplin agar tidak membingungkan
anak dalam belajar sesuatu yang baik dan buruk.
Faktor dan cara
mempelajari sikap moral.
Ada sejumlah factor penting yang
mempengaruhi perkembangan moral anak (Hurlock, 1990)
·
Peran
hati Nurani
·
Peran
rasa malu dan bersalah
·
Peran
interaksi social
Sikap dan perilaku moral dapat
dipelajari dengan cara berikut, diantaranya:
·
Cara
coba dan ralat
·
Pendidikan
langsung dengan cara belajar memberi reaksi secara tepat dengan bias
memposisikan atau menempatkan pada situasi dan kondisi
·
Identifikasi
dengan orang yang dikaguminya
Sikap dan perilaku moral dapat di
kembangkan melalui pendidikan dan penanaman nilai. Norma yang dilakukan secara
terintegrasi dalam pelajaran maupun kegiatan yang dilakukan bukan hanya
mempersiapkan anak menjadi manusia cerdas, tetapi juga menjadi manusia yang
baik, berbudi luhur dan berguna bagi orang lain.
Kesimpulan
Moral berarti perilaku yang sesuai
dengan peraturan perilaku mengenai baik/buruk, benar/ salah yang telah menjadi
kebiasaan dan harapan suatu masyarakat. Mempelajari perkembangan moral
bermanfaat untuk membantu peserta didik mengembangkan sikap moral yang dikehendaki,
serta mendidiknya menjadi anak yang baik dan bersikap moral baik dan benar.
Perkembangan moral menurut Kohlberg
ada tiga tingkat dengan enam tahap yaitu tingkat praoprasional dengan tahap
orientasi pada kepatuhan/ hukuman dan relativistik, tahap konvensional dengan
tahap orientasi mengenal anak baik mempertahankan norma social/ otoritas, serta
tingkat paska konvensional dengan tahap orientasi perjanjian diri
denganlingkungan dan tahap universal.
Factor yang mempengaruhi
perkembangan moral antara lain: peran hati nurani, peran rasa malu dan
bersalah, peran interaksi social. Sikap dan perilaku moran dapat dipelajari
dengan cara coba dan ralat, pendidikan langsung, identifikasi.
0 Response to "Perkembangan Moral"
Post a Comment